Hello guys!!!!!!
Selamat pagi bandung, salam dari anak kosan.
Hari ini, kamis tanggal 22 maret 2018, aku ingin berbagi cerita tentang masalaluku ketika menghadapi SBMPTN di bandung tahun 2015.
Oke kita mulai ceritanya!
Hari jumat pada tahun 2015 aku berangkat ke bandung untuk menghadapi ujian SBMPTN. Ujian ini merupakan ujian tulis untuk masuk keperguruan tinggi dan aku daftar bidikmisi supaya lebih ringan biaya kuliahku, hehe. Namun faktanya, bukan hanya orang tidak mampu sepertiku yang mengambil bidikmisi, tapi juga anak orang kaya pun ikut daftar. Saya tidak ingin membahas ke sana, karena memang engga boleh menjelekan orang lain, hehe so suci.
Aku berangkat bersama temen-temenku dari garut. Aku naik mobil elep, kalian tahu kan mobil elep itu gimana? maksudnya supaya aku engga cape menjelasinnya, hehe. Jumlah keseluruhan termasuk aku ada sekitar 20 orang. Sebetulnya jumlah siswa dari sekolahku banyak, cuma yang ikut tes di bandung hanya sebagian kecil. Asalkan kalian tahu ya, aku garutnya bukan garut di kotanya. Aku tinggal di garut pelosok dekat pantai selatan. Kalian pernah dengar pantai santolo, nah di sana itu ada namanya pantai cijayana, ranca buaya, sodong parat dan lainnya soalnya masih banyak. sedangkan aku tinggal dekat pantai cijayana.
Sorry, aku baru bisa melanjutkan ceritaku karena kemarin kemarin aku ada kesibukan yang engga bisa ditinggalkan. hehe
aku mulai aja lagi ya,
setelah aku sampai di bandung, kami dijemput oleh kaka kelas kami, mereka adalah alumni sekolahku yang kuliah di bandung. Di bandung, kami dididik selama seminggu di sebuah kos-kosan yang telah dipersiapkan untuk kami. Kos-kosan itu lumayan besar dan nyaman juga kalau untuk belajar. Tapi kalau untuk tidur kami terpaksa harus berdempet dempetan tidurnya. Jadi di sana itu kan ada dua ruangan, ruangan musola kecil dan tempat tamu. Kami itu tidurnya di kedua tempat itu, tentunya tidak tidur dilantainya. waktu itu, kami diberikan amparan seperti karpet sebagai alasnya. hehe, dingin sih, malah terkadang menjadi dingin banget hari itu cuacanya lagi dingin. Tapi kalau aku rasa-rasa selama di sana, memang cuacanya dingin sih, engga seperti di kampungku, panas.
Hayu kita lanjut lagi, @
Setelah, 3 hari di sana, ternyata dateng tuh dari sekolah lain, kalau engga salah dari sekolah Aliah. mereka jumlahnya 5 orang, perempeuan 4 orang dan sisanya laki-laki. Mereka, cantik sih. tapi aku engga suka dan karena ga ada yang mau sama aku. Tapi yang aku ingat, salah satu dari mereka adalah seorang penyanyi terkenal di daerahku. Kabarnya sekarang dia telah menikah, akan tetapi suaminya telah berpulang ke rahmatullah seminggu setelah mereka nikah. Kasian banget sih, ya mudah- mudahan ada penggantinya yang lebih baik dan lebih soleh. amin ya robb.
Kesusahanku@
Aku ingin berbagi cerita dukaku selama di sana, hal-hal yang membuatku tidak nyaman, hal-hal yang membuatku tidak enak jika akan melakukannya. Pertama, kalau mau garuk-garuk saat tudur jadi susah, kedua ketika mau makan banyak jadi engga enak sama temen-temen sehingga lebih banyak menahan lapar, untungnya engga sampai busung lapar.hehe. ketiga, ketika mau pupu atau BAB, engga bisa leluasa. karena setandarnya kalau BABku harus ada bumeram atau seengganya keluar suara walau sedikit. Makanya ketika mau buang air besar, aku lebih suka di mesjid terdekat karena bisa lebih leluasa. hehe. maaf ya menceritakan yang kaya gini, tapi sungguh itu yang paling berat selama di sana. soalnya kenapa, kamar mandi di sana itu deket ke tempat di mana kami biasa kumpul makan. Aku engga kebayang, giman rasanya pas lagi makan terus aku buang air besar dengan dilengkapi suara suara mengerikan dan aroma yang engga sedap. Wc dan tempat kami makan, deket banget. batas penghalangnya ialah puntu kamar mandi itu sendiri. Pas, kalian buka pintu didepan kalian akan menemukan mereka yang sedang makan. Bisa dibayangkan??? jangan berat membayangkannya, biar dilan aja.
Satu hari sebelum Ujian SBMPTN@
Setelah pembekalan materi selesai, kaka pembimbing kami mulai membagi kelompok sesuai tempat ujian kami. kebetulan tempat ujian kami tidak sama, ada yang harus ujian di SD, SMP, SMA dan diperguruan tinggi UPI. aku waktu itu di buah batu bersama 2 temanku perempuan dan satu laki-laki. Ada yang perlu aku cerita di sini, maksudku aku tidak ingin menjelekan seseorang, tapi aku perlu sampaikan ini dan semoga menjadi pembelajaran untuk saya supaya tidak begitu. Jadi, waktu itu aku naik angkot bersama 3 temanku dan kaka pebimbing menuju buah batu. karena tempat ujianku dan 3 temanku sangat berdekatan. Aku di SMAN, mereka di SMP dan SMK, jalannya pun searah dan jarak sekolah berdekatan.
Kejadiannya berlangsung pada sore hari, awalnya supaya engga terjadi fitnah, kecilnya pikiran negatif dari masyarakat, maka rencananya sore itu aku, joni, dan kaka pembimbing kami mengantarkan kedua teman perempuan kami, rima dan fatimah menginap di salah satu temannya kaka pembimbing kami. Setelah sampai mengantarkan mereka, kamipun pulang menuju kosannya kaka pebimbing, tidak terlalu jauh dari sana. Malam itu ada pesan masuk ke hpku, aku merasa aneh biasanya juga jarang ada pesan yang masuk, kayaknya aku engga punya pacar waktu itu, kalau ayahku, kayanya belum bisa mengetik sms dah. ya namanya juga diperkampungan, teknologi belum begitu ngehits, apalagi bagi orangtua seperti ayahku. kalau ayahku mau ngabarin aku, biasanya cukup lewat telepon aja. Ya udahlah, akhirnya aku buka smsnya, ternyata itu sms dari temanku fatimah. isi pesannya kurang lebih,
"Bro, si tetehnya belum buka pintu. Udah ditungguin juga. Jemput aja lagi, bilangin ke ka bismo ( pebimbing kami) engga papa kami tidurnya bareng sama kalian aja"
Akhirnya kamipun menjemput mereka, setelah kami tanya-tanya pada mereka, ternyata kedua temanku itu dari sore tadi engga di kasih minum, makan apalagi dan yang paling parah engga di kasih masuk ke kosannya. katanya si tetehnya itu ada di dalam kosan, tapi engga mau buka pintu, entah enggak mau nerima mereka atau engga mau repot, aku engga tahu kenapa gitu. cuma kalaupun siteteh itu keberatan, seengganya mengajaknya masuk kosannya, bicara baik-baik dengan mereka. Kedua temanku itu sampai sampai harus mencari makan di luar. Yang paling menyebalkan lagi adalah ketika kak bismo datang baru dia keluar dari kamarnya, kemudian menghampiri kami seolah engga terjadi apap-apa. Kak bismo langsung ngomong,
" Ya udah biar mereka mah sama aku aja". kalian tahu jawabannya apa?
" engga papa?", katanya.
jijik kali aku dengarnya waktu itu. Terus kemudian dia bilang," Di kosanmu ada penanak nasi engga?", katanya. Dalam hatiku sok baik loh, tadi kemana aja. Aku kesel waktu itu sama si teteh kecentilan itu. Aku bener-bener kesel waktu itu.
"Ada kok, engga usah repot-repot", jawab ka bismo. diperjalanan, kak bismo cerita, katanya." Jangan diambil hati, engga semua orang tuh sifatnya sama."
Setelah aku pikir-pikir, iya juga. kita engga bisa memaksanya untuk berbuat baik kepada kita. lagian itu adalah haknya untuk menolak kami tinggal di kosannya. hari itu memang menyebalkan, tapi dari itu bisa dipetik hikmahnya. Terkadang kita harus bijak dalam menyikapi keadaan yang seperti itu, keadaan yang tidak habis pikir aku bayangkan. tapi itulah hidup, dunia kota memang keras.
Dan akhirnya mereka tidur di kosan kak bismo bareng kami. kalian tahu, segiman besarnya kosan kak bisma? jika lima orang geletak di lanatai dengan tiap orang dikasih jarak setengah siku setiap orangnya, maka itulah luas kamarnya kak bismo. Aku engga habis pikir, bagiman aku tidur, sementara 2 perempuan ada di samping kami. Tapi tenang, semuanya aman, lampu tetap menyala, baju masih di badan dan celana masih terpasang kuat, hehe. Ya giman lagi daripada mereka harus tidur dijalanan.
Demikianlah kisahku saat akan menghadapi ujian SBMPTN di bandung.
Aku Gagal SBMPTN,
Tapi aku masih tetap di Bandung sampai sekarang ini.